“Mom, I can do it” kamu tahu siapa yang mengatakan itu? Tidak! Baik aku kasih tahu. Pelakukanya adalah anak kecil. Anak yang belum bisa baca. Anak yang belum berakal. Anak yang sekarang aku sanjung. “good for you baby”. Yah, itu pujian terhebat untukmu. Tapi, kalau udah besar jangan mau dipuji yah sayang! Karena puji itu milik? Milik siapa? Allah! Pinter. Jangan ge er aku tidak bicara denganmu. Aku bicara dengan anak kecil yang akan aku ceritakan. You ready? Go!!!!!!!
Jaman dahulu kala. Jaman sekaranmg kala. Yang akan datang jangan pernah ada kala. Ada seorang. Dua orang. Bukan, tiga orang. Mereka Umm, Abb, dan sobiy-nya. Konkretnya, ayah, ibu dan balitanya. Astaghfirullah, hiji deui Kakeknya. Kakek dari anaknya. Bapak dari mereka berdua.
Sekarang aku akan jelaskan “bio-sedih” kakkkkeeeek.... bapak mereka aja ach. Bapak mereka sudah tua juga sudah yatim piatu. Menurutku aja bapaknya. Kalau menurut mereka mungkin tingkatan pembantu. Bahkan, bisa lebih down dari itu. Mau bukti? Dikatakan pembantu. Karena letak kamarnya gak sepantasnya ditempati oleh seorang yang kaya raya. Jangan salah faham. Bapaknya yang kaya bukan anaknya. Tapi, karena itu si bapak sudah tua. Jadi, me-re-ka me-nem-pat-kan-nya di ka-mar pem-ban-tu-nya titik lebih sadis bin kejam. Mereka juga memperlakukannya seakan-olah seperti budak alias hamba sahaya. Kenapa? Why?limadza?paraghraf dua aja yach jawabannya. Kan ada oven ending! He... he.... santai aja broh.TAPI SERIUS!!! Tegas. Ingat ini kalimat tegas. Yang gede itu.
Mereka menganggap sudah tidak butuh lagi bapaknya. Kenapanya udah diatas langsung jawabannya aja. Karena bapaknya sudah tidak produktif. Tidak manfa’at. Tidak memberikan sesuatu yang memuaskan mereka. Itu menurut mereka.So,waktu makan aja. Mereka menempatkannya di tempat lain. Tempat yang serba kotor. Mejanya jelek. Orangnya udah pasti. Eith!!! Jangan su’udzon aku mau katain jelek. Orangnya emang tua dan udah bau tanah. Tapi kalau bapaknya? Kenapa mereka memberi makan yang serba kurang bergizi. Sadisnya lagi. Saat bapaknya gak disiplin. Memecahkan seekor piring. Maksudnya sebunder. Tapi piring juga manusia. Manusia yang gak menggunakan akalnya it is piring. Dia langsung marah. Di bentak, di caci, di bego-bego-in. Pokoknya murka abis. “Bapak, tua banget sih! Udah tahu piring di pecahin. Mahal itu pak!”. Ia mahal. Mahal bagi orang yang makan uang bapaknya sendiri. Udah keringatnya dimakan. “disedoooooooooot....” pula darahnya. Bajingan kau nak! Ma’af aku gak bisa membiarkan orang tua di aniaya.
“Mas, jangan kasar ih. Itukan bapak mu. Emang dia bego. Betul dia pikun. Juga” juga apa nyonya fuck you? Nyonya it (kembalinya ke fuck You) lanjutin ucapannya yang halus“...juga udah mau mati, biarin aja makan. Pake itu tuh. Pake kayu. Kan enggak pecah. Pantas lagi buat dia” oh... juga gitu yach. Sama bejadnya dong sama si bapak.
Sibapaknya makan pake kayu. Kuperjelas tindakannya dengan tulisan yang gede. Istri dan suami tak beragama itu makan dengan enak pakai piring beling. Dengan makanan yang enak-enak. Sedangkan kakek anaknya. Dihina bak pengemis. Ada yang tahu gak dimana anaknya? Si balita itu? Ada! Dia makan bersama orang tuanya, jelas dia menyaksikan kebiadaban yang dilakukan orang tuanya pada kakeknya. “Mas anak kita dimana? Kata istrinya” menjawablah suaminya “gak tahu mam”. Tuh kan, orang tua teledor anak aja gak tahu. Ssssssuuutttt! Jangan bilang anaknya dimana. Biarin biar nyariin. Anaknya ada. Ada diimajinasiku. He... he....
Anaknya lagi bikin piring dari kayu buat bapaknya dan mamanya. Inilah yang dikatakan the nature of law.
“Sayang lagi ngapain kamu” kata mamanya. Ketemu juga anaknya
“Lagi bikin piring kayu” kata anaknya itu.
“Buat apa sayang. Itukan kotor!” maksudnya melarang. Jangan- jangan pura – pura gak tahu tanda seru dech.
“Buat mama dan papa. Nanti kalau mama dan papa udah tua. Makannya pake ini” mantepnya anak ini. This is senjata makan tuan. “Lebok piring ma... paa” ma’ap aku ikut campur. Ini adalah kewajibanku sebagai.... gak penting.
Kaget bukan kepalang orang tuanya. Udah ach cape ngetik. Singkatnya mereka taubat dan sadar. Bagus nak, jadilah anak yang berguna bagi agama. Semua akan kau dapatkan dengan agama.
Ma’af banget. Neneknya gak di ceritakan. Samakan saja kondisinya dengan kakeknya si anak itu. Biasa zaman sekarang. Orang tua ada diabstrakin sama anaknya.
“Mom, I can do it” kata anaknya. Maksudnya cari aja di kamus. Pokoknya yang serba Inggris cari yach maksudnya. Zaman sekarang gak ngerti Inggris. Bahasanya maksudnya. Nambah repot biaya sekolah aja. Jadi, so, for you all. Do the best for your parents. Dont forget!!!!!Promise in the name of our god the benificvent and the marcifule.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar