"Terimakasih Atas Kunjungannya, Semoga Anda Banyak Rezeki, Banyak Anak, Dan Masuk Surga. SALAM CINTA"

Catatan Garing 20: Jangan Pacaran di Pesantren

Bagian Dua puluh

“Kalian ini mau ngaji apa mau pacaran? Jawab!”
“Mau ngaji” kata santri
“Kalian ini mau cari ilmu apa cari pacar? Jawab!”
“Cari ilmu, tapi bonusnya dapat pacar”
“BUKKK!!!” santri yang mengatakan cari ilmu dapat bonus pacar, dihantam kamus al-Munawir oleh keamanan, menyebabkan ia ngejoprak, pingsan.
“Kalian ke pesantren karena Allah apa karena wanita? Jawab!”
“Karena Allah” jawab santri kompak.
“Kenapa punya pacar di pesantren? Jawab!”
“Anugerah dari Allah” kata seorang santri, sekenanya.
“ANUGERAH KAMU BILANG? ANUGERAH APANYA? GARA-GARA PACARAN ITU KAN, KAMU JADI SERING NULIS SURAT DIBANDING MENGHAFAL? JAWAB!” Itu keamanan berteriak keras di telinga si itu santri yang tadi ngomong sekenanya.
“JAWAB!!!!!!!” Keamanan semakin geram.
“ya…… gitu….” Santri tadi jawab sambil bergetar-getar tubuhnya.
“BUKKK!!! Apanya yang gitu” itu santri yang tadi ngomong, dihantam kamus al-Munawir bibirnya. Menyebabkan dia tumbang, dan beberapa tim kesehatan menggotongnya ke RGD (Ruang Gawat Darurat).

“Fitria, kenapa kamu pacaran di pesantren?...”
“Saya gak pacaran, kak keamanan…” jawab Fitria, datar.
“Bohong! Kami pacaran…” jawab Herman merasa dirinya gak diakui.
“BUKKK!!! Diam!” Herman kena hantam kamus.
“Fitri… kamu tega sama aku, kamu bohongin aku” Herman mengatakan itu sambil merangkak-rangkak di atas lantai, lalu pingsan akibat hantaman kamus tadi.

“Bentang Nur Nazmi Laila, kenapa kamu pacaran di pesantren?...”
“Saya emang sudah pacaran sejak SD, kak kemanan”
“Kenapa dilanjutkan sampai sekarang?”
“Sebab kami saling mencintai” Kata Tendi, memotong introgasi keamanan dengan Bentang.
“Eh, kamu gak tahu sopan santun, ya? Gak lihat saya sedang nanya Bentang. Kenapa kamu motong pembicaraan. Jawab!”
“Ya, maaf keamanan… ” kata Tendi sambil nangis sebelah mata.
“Staf Keamanan! Seret dia!!!” Staf keamanan langsung megang Tendi, lalu diseret ke luar masjid.
“Hukum saja yang berat, kalau bisa telanjangi lalu arak keliling kampong” kata seseorang.
“Siapa yang mengusulkan itu?...” kemanan bertanya dan melirik-lirik santri yang usul tadi.
“Saya keamanan…” kata Bentang, mengaku.
“kenapa berkata seperti itu?” Tanya keamanan.
“Sebab saya mencintainya, tapi dia selalu nyakitin saya… huk…huk…” jawab bentang sambil nangis, seolah sedang curhat.
“Udah, sabar ya…” kata keamanan sambil menyuruh Bentang duduk.
“Kok disuruh duduk? Bentang juga kan pacaran. Wah, keamanan gak adil ni” kata seorang santri sambil menggelengkan kepala.
“BUKK!!” santri tadi langsung dihantam kamus juga.
“BUKK!!” santri tadi membalas hantaman keamanan.
“BUK…BUK..BUK..BUKBUKBUKBUK!!!” Santri tadi dikeroyok keamanan. Dan tim kesehatan membawanya ke Ruang Sangat Gawat Darurat.
***

Jumlah santri yang kena jerat hukuman sebab pacaran itu ada 17 pasang. Dan semuanya disangsi, hukumannya sama rata. Yaitu disuruh putus. Santriwan dan santriwati yang berpacaran disuruh mengatakan kata-kata perpisahan dengan pasangannya masing-masing.

“Ayo! dimulai dari santriwan yang mengatakan kata-kata putusnya, dan santriawati yang memberi keputusannya” kata keamanan.

Hari Hamka, “Gina, maafkan Akang. Sepertinya sampai di sini hubungan kita. Kita putus, ya. Terimalah dengan lapang dada. Kelak kalau kita jodoh, kita akan bersatu kembali” Ucap hari, sambil menangis sebelah mata.
“……” Gina hanya diam saja. Dia menangis terisak-isak.

“Lanjut!” Suruh keamanan.

Rizal Fauzi, “Lis, kita putus saja, ya” Rizal bilangnya to the point.
“Emang dari dulu aku mau putus sama kamu!” Jawab Elis tak berperasaan.

“Lanjut!” suruh keamanan.

Sidik, “Sayangku Naila. Terpaksa aku harus memutuskan kamu, sayang. Maafkan ananda, oh Niala” Sidik memutuskan Naila seolah merayu.
“Eh, gombal. Emangnya siapa yang jadian” Jawab Naila.
Mendengar jata-kata itu, sidik terkulai lemas tak berdaya, dia pingsan.

“tim kesehatan gotong Sidik!... Yu, pasangan selanjutnya!” suruh keamanan.

Uden, “Dea, kita putus!”
Dea, “Baik!”

“Singkat padat dan pasti. Bagus. Lanjuuuut!” suruh keamanan sambil tersenyum.

Hendi, “Qowi, mungkin selama hubungan aku belum pernah mengatakan I love you. Sekarang saat terakhir, aku akan mengatakannya….”

Qowi, “Gak usah, aku sudah medapatkan kata cinta dari pria lain. Kamu terlambat mengatakannya” ucap Qowi memotong kata-kata Hendi.
Hendi mendengar itu, dank arena itu Hendi pingsan, tubuhnya kejang-kejang.

“Tim kesehatan, gotong dia. Pasangan berikutnya, lanjut!” suruh keamanan.

Saeful Anam, “Untuk Melan dan Maya, maaf sekarang kita bertiga harus berpisah. Kalian kedua pacarku yang sangat aku sayangi….”

Mesa, “Oh, jadi loe menduakan gue…” ucap Mesa sambil ngerebut pemukul sebesar jempol dari tangan kemanan. “dasar! Bajingan!” Ucap Mesa sambil menghantam bokong Eful dengan itu pemukul.

Maya, “Mesa, boleh aku pinjam pemukulnya” pinta Maya.
“Boleh” jawab Mesa sambil menyerahkan itu alat pemukul.
“Pria tengik, bau dan belagu” ….”BUKKK!!!” maya berkata sambil menghantam bokong Eful beberapa kali dengan itu pemukul.

“Kesehataaaaannnn… Gotong Eful!” suruh keamanan.

“Saya belum pingsan kak keamanan” kata Eful memotong.
“oh, belum pingsan”
“iya, belum, kak” jawab Eful.
“BUKKKK!!!!” suara hantaman kamus.
“Sekarang gotong dia” suruh keamanan.
***

“Santri, kalian jangan terlalu membuang-buang waktu dengan pacaran, ada waktunya untuk cari pasangan hidup. Jadilah santri yang baik, jangan jauh-jauh datang ke sini hanya untuk cari pacar. Wanita bisa di mana saja dicari. Tapi ilmu agama, sulit dan sempit” Ucap keamanan menasehati para santri yang sudah pada putus hubungan dengan pacarnya.


Catatan kaki:
kisah di atas tidak aku alami, aku tahu itu kisah dari temanku yang saat itu nelfon aku. Dia curhat kalau dia disuruh putus. Dia juga bilang, “Kak, kalau kakak ada di sini. Pasti kakak akan dihukum, dan hukumannya yang terberat”.


1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...