Oleh DASAM SYAMSUDIN
Aku mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Yups, aku mahasiswa pendidikan. Aku yakin suatu hari nanti akan menjadi seorang guru. Untuk hal itu aku sangat optimis. Namun, aku sendiri tidak yakin bahwa aku ingin menjadi seorang guru. Entahlah, yang aku rasakan sekarang, menjadi guru bukanlah cita-citaku. Dan, yang sangat gila dari hidupku adalah, aku tidak yakin bahwa aku mempunyai cita-cita.
Untuk masa depan, aku selalu memikirkannya. Bahkan, terkadang aku terbelenggu dengan memikirkan masa depan, sampai-sampai hari ini aku tak melakukan apa-apa. Setiap aku memikirkannya, sosok guru di dalam diriku jarang hadir, yang ada hanya aku akan menjadi seorang sukses. Jika manusia sukses berawal dari sebuah impian. Maka aku adalah orang yang mempunyai sejuta impian, banyak sekali mimpi itu. Sampai-sampai aku terasa tidak memiliki impian untuk me njadi ap?
Jelas sekali, aku mahasiswa yang belum menentukan masa depan dan tidak atau belum mempunyai cita-cita atau impian. Aku terlalu tenggelam memikirkan yang akan datang esok hari, hingga hari ini lewat begitu saja, sia-sia.
Kuliahku tidak kujalani dengan baik i, karena aku masih bingung dengan cita-citaku. Walaupun gelar Sarjana pendidikan akan aku dapatkan, namun aku seperti tidak akan mendapatkan yang aku cari.
Hidup ini memang terkadang aneh, setidaknya untuk diriku. Seorang mahasiswa seperti aku ini, entah suatu saat akan menjadi apa? Aku memang sangat yakin akan menjadi guru, namun itu hanya akan menjadi pekerjaanku, bukan diriku. Seperti apakah cita-cita ? dan, haruskah kita mempunyainya ? sekarang aku tidak memikirkannya, kalaupun mencari, aku belum menemukan cita-cita yang aku inginkan.
Sekarang aku hanya menjalani hidup apa adanya. Aku menghanyutkan hidupku dengan hidup yang terus berjalan. Aku tidak mengatur diriku, kubiarkan diriku terhanyut di aliran kehidupan. Ya, aku yakin ini 100% tidak baik. Namun, harus bagaimana lagi, aku tidak mampu menguasai hidupku. Aku hanya berharap, aliran hidupku tidak membawaku kedalam kehancuran. Semoga aliran ini terus berjalan baik dan membawa kebaikan. Hanya itu yang aku punya dalam menentukan hidup. Seperti orang bodoh yang menyerahkan takdirnya pada dunia, tidak berusaha menentukan dunianya.
2 Februari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar